Rabu, 12 November 2014

UJI KOMPETENSI

Uji kompetensi merupakan evaluasi hasil belajar siswa selama belajar dan bisa dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran di sebuah madrasah. Uji kompetensi dilaksanakan oleh guru mapel masing-masing setelah selesai melaksanakan pembelajaran satu pokok bahasan. Nilai hasil uji kompetensi ini selain merupakan salah satu pendukung untuk mengisi nilai raport, juga dijadikan umpan balik oleh seorang guru untuk melaksanakan proses pembelajaran berikutnya.

Guru akan mengetahui siswa mana saja yang sudah menguasai materi dan siswa yang belum menguasai. Untuk siswa yang belum menguasai materi maka akan dilaksanakan remidi dan bagi siswa yang sudah menguasai materi diadakan pengayaan. Ketika kelas yang secara klasikan sudah menguasai materi atau 85% siswanya mendapat nilai diatas enam puluh lima, maka proses pembelajaran akan dilanjutkan ke pokok bahasan berikutnya.

Senin, 10 November 2014

JENUH MATEMATIKA
Untuk menghindari rasa jenuh terhadap materi pelajaran matematika, maka perlu juga adanya pembelajaran yang bersifat rekreatif. Jenuh adalah rasa bosan dalam melakukan aktivitas yang itu itu saja sehingga membuat kita tidak ingin lagi melakukan sesuatu tersebut bahkan kita berniat ingin meninggalkan suatu aktivitas tersebut dan tidak ingin mengerjakan selamanya. Dan rasa jenuh bisa membuat kita malas suntuk dan kekurangan motivasi dan akibat jenuh inilah membuat kita seperti hilang arah dan tujuan.

 Didalam materi statistik kelas 9 semester 1 anak-anak dibentuk kelompok yang terdiri dari 3 sampai 4 anak. Tiap kelompok membuat diagram lingkaran yang menggambarkan data perkerjaan orang tua siswa kelas IX. Tiap kelompok membawa perlengkapan antara lain : kertas hvs warna, gunting, lem, jangka, busur, penggaris. Tempat duduk dibuat melingkar untuk tiap kelompok agar terjadi interaksi antara anggota dalam mengerjakan tugas.

Kamis, 06 November 2014

Subhanalloh
Suatu ketika pada saat acara rutinan di desa, seperti biasa saya datang setelah selesai sholat Isya’. Setelah menyalami jama’ah yang telah datang terlebih dahulu saya mengambil tempat yang menurut saya cukup strategis misalnya dekat jendela atau pintu, supaya sirkulasi udara cukup. Beberapa saat kemudian datang jama’ah yang lain dan masing-masing mencari tempat duduk yang menurut mereka cocok.
Tanpa saya sadari ada jama’ah yang usianya cukup tua mengambil tempat duduk tepat di samping saya. Setelah saya amati orang tersebut usianya cukup tua, orang-orang memanggil dengan sebutan “mbah teguh”. Yang membuat saya agak merasa risih adalah orang tersebut datang sambil memegang rokok yang masih dalam keadaan menyala di tangannya.
Setelah bersalaman tiba-tiba mbah teguh menghisap rokok yang ada di tangannya. Satu kali hisapan, dua dan tiga kali hisapan saya mencoba untuk menahan diri untuk tidak berkomentar meskipun asapnya cukup mengganggu pernapasan saya. Cukup lama saya menahan diri, akhirnya saya komentar juga. “Mbah merokoknya diteruskan nanti saja kalau sudah sampai di rumah, sekarang dimatikan dulu”. Bentak saya dengan nada yang agak keras. Tanpa membantah mbah teguh langsung mematikan rokoknya. Menyesal juga saya dalam hati berkata-kata agak kasar kepada orang yang lebih tua.
Setelah kejadian itu ada sesuatu yang aneh terjadi pada diri saya. Setiap kali mengikuti acara apapun baik itu pertemuan kelompok tani, walimahan, kenduri, jamaah rutin, pertemuan di desa selalu saya berdekatan dengan orang yang sedang merokok. Pernah suatu ketika di acara tasyakuran, saya mengambil posisi di dekat orang yang menurut saya tidak merokok. Tetapi tiba-tiba datang orang lain yang merokok mengambil tempat duduk di dekat saya.

Subhanalloh, mungkin ini peringatan Alloh bahwa kita tidak boleh berkata-kata kasar kepada orang lain, apalagi kepada orang yang lebih tua. Sejak saat itu, apapun yang terjadi di sekitar saya, saya tidak pernah berkomentar apa-apa. Dalam hati saya mohon ampun kepada Allah dan berdo’a untuk dijauhkan dari apa yang saya benci selama ini. Pelajaran yang bisa diperoleh dari kasus ini adalah : jangan terlalu membenci apa yang kita tidak suka, jangan terlalu senang dengan apa yang kita suka. Sangat mungkin apa yang kita suka akan semakin menjauh, apa yang kita benci akan semakin mendekat. 

Minggu, 26 Oktober 2014

MGMP

Sesuai jadwal yang telah ditetapkan K3M bahwa untuk MGMP Mata pelajaran Matematika adalah hari Rabu,  maka pada hari Rabu tanggal 22 Oktober 2014 pukul 08.00 penulis berangkat ke MTsN Lengkong. MTsN Lengkong merupakan sanggar untuk MGMP Matematika. MTs ini terletak di Desa Sawahan Kecamatan Lengkong lebih kurang 10 km dari MTsN Termas ke arah utara. Peserta MGMP terdiri dari 3 guru Matematika MTsN Seluruh Kabupaten Nganjuk, sehingga semestinya ada 30 peserta karena jumlah MTsN Negeri di Kabupaten Nganjuk ada 10 buah. Lama perjalanan sekitar 30 menit karena jalan yang berliku-liku dan lewat jalan di pedesaan. Tiba di lokasi, peserta yang datang baru 3 orang. Sambil menunggu peserta yang lain, kami mempersiapkan materi yang akan dibahas yakni telaah soal semester ganjil tapel 2014/2015 tentu saja sambil bicara banyak hal tentang masalah-masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar. Tidak lupa masalah K13 yang sampai pelaksanaan mid semester masih berantakan, terutama distribusi buku materi yang masih amburadul. Di MTsN Termas sendiri baru menerima 2 jenis buku yaitu buku Bahasa Arab dan Akidah Akhlaq itupun jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah murid yang ada, masih kurang, sedangkan buku lainya belum jelas kapan datangnya. Setelah satu jam berlalu peserta yang datang berjumlah 10 orang dan rupanya hanya itulah peserta MGMP matematika hari itu. Banyak sebab mengapa peserta yang datang hanya 1/3 dari yang seharusnya, antara lain kesibukan masing-masing guru di madrasah. Pembahasan materi MGMP dimulai dengan pengelompokan berdasarkan jenjang kelas, masing-masing jenjang membahas dan menelaah soal yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari pertemuan sesama guru matematika ini. Kami semua bertukar informasi dan pengalaman mengajar  kepada sesama guru matematika, disamping kegiatan ini bisa dijadikan sebagai refresing ditengah rutinitas mengajar.. Tepat pukul 11.30 kegiatan selesai dan diakhiri dengan acara makan bersama di Baksi Kikil Lengkong. Sampai ketemu di MGMP berikutnya, tahun depan.

Rabu, 22 Januari 2014

Jalan Pintas


Seorang pemuda yang ditinggal mati kedua orang tuanya memperoleh warisan berupa beberapa ekor ayam jantan dan betina. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa berpikir panjang ia menjual ayamnya satu persatu tiap harinya. setelah beberapa minggu ayamnya habis terjual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. pada hari-hari berikutnya ia bingung tak tahu apa yang harus dilakukan hingga kehidupannya menjadi terlunta-lunta.Apa hikmah kisah ini? Seandainya pemuda tersebut berpikir panjang, mungkin kehidupannya akan lebih baik. Ia bisa memelihara ayamnya agar supaya bisa bertelur dan telurnya itu yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menjual ayam berarti memutus rantai produksi. Sadarkah kita sebagian besar dari kita menjual ayam dan merusak masa depan sendiri? Marketer yang menipu pelanggannya, memutus pintu rejeki. Setelah itu pelanggannya tidak akan merekomendasikan apapun untuk marketer tersebut. Orang tua yang memaksa anaknya untuk mengikuti pilihan mereka, mungkin mematikan imajinasi dan kreativitas anak untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik. Politisi yang korup, mengkhianati kepercayaan masyarakat, tidak hanya mematikan karirnya tapi juga bisa berakhir di penjara. Pejabat atau pegawai yang tidak amanah atau bersantai-santai, karirnya berhenti karena tidak dapat promosi. Pelajar yang mencontek, sekalipun lulus tidak punya kepandaian. Intinya, jangan karena kepentingan sesaat kita menghancurkan kepentingan jangka panjang. Jika ingin mengambil manfaat, pastikan Anda memperoleh telurnya jangan menjual ayamnya. Jika telur yang dijual maka akan ada telur baru. Jika ayam yang dijual, maka tidak akan ada ayam lagi. Terutama jika itu ayam satu-satunya.