Suatu
ketika pada saat acara rutinan di desa, seperti biasa saya datang setelah
selesai sholat Isya’. Setelah menyalami jama’ah yang telah datang terlebih
dahulu saya mengambil tempat yang menurut saya cukup strategis misalnya dekat
jendela atau pintu, supaya sirkulasi udara cukup. Beberapa saat kemudian datang
jama’ah yang lain dan masing-masing mencari tempat duduk yang menurut mereka
cocok.
Tanpa saya
sadari ada jama’ah yang usianya cukup tua mengambil tempat duduk tepat di
samping saya. Setelah saya amati orang tersebut usianya cukup tua, orang-orang
memanggil dengan sebutan “mbah teguh”. Yang membuat saya agak merasa risih
adalah orang tersebut datang sambil memegang rokok yang masih dalam keadaan
menyala di tangannya.
Setelah
bersalaman tiba-tiba mbah teguh menghisap rokok yang ada di tangannya. Satu
kali hisapan, dua dan tiga kali hisapan saya mencoba untuk menahan diri untuk
tidak berkomentar meskipun asapnya cukup mengganggu pernapasan saya. Cukup lama
saya menahan diri, akhirnya saya komentar juga. “Mbah merokoknya diteruskan
nanti saja kalau sudah sampai di rumah, sekarang dimatikan dulu”. Bentak saya
dengan nada yang agak keras. Tanpa membantah mbah teguh langsung mematikan rokoknya.
Menyesal juga saya dalam hati berkata-kata agak kasar kepada orang yang lebih
tua.
Setelah
kejadian itu ada sesuatu yang aneh terjadi pada diri saya. Setiap kali
mengikuti acara apapun baik itu pertemuan kelompok tani, walimahan, kenduri,
jamaah rutin, pertemuan di desa selalu saya berdekatan dengan orang yang sedang
merokok. Pernah suatu ketika di acara tasyakuran, saya mengambil posisi di
dekat orang yang menurut saya tidak merokok. Tetapi tiba-tiba datang orang lain
yang merokok mengambil tempat duduk di dekat saya.
Subhanalloh,
mungkin ini peringatan Alloh bahwa kita tidak boleh berkata-kata kasar kepada
orang lain, apalagi kepada orang yang lebih tua. Sejak saat itu, apapun yang
terjadi di sekitar saya, saya tidak pernah berkomentar apa-apa. Dalam hati saya
mohon ampun kepada Allah dan berdo’a untuk dijauhkan dari apa yang saya benci
selama ini. Pelajaran yang bisa diperoleh dari kasus ini adalah : jangan
terlalu membenci apa yang kita tidak suka, jangan terlalu senang dengan apa
yang kita suka. Sangat mungkin apa yang kita suka akan semakin menjauh, apa yang kita benci akan semakin mendekat.