Kamis, 06 November 2014

Subhanalloh
Suatu ketika pada saat acara rutinan di desa, seperti biasa saya datang setelah selesai sholat Isya’. Setelah menyalami jama’ah yang telah datang terlebih dahulu saya mengambil tempat yang menurut saya cukup strategis misalnya dekat jendela atau pintu, supaya sirkulasi udara cukup. Beberapa saat kemudian datang jama’ah yang lain dan masing-masing mencari tempat duduk yang menurut mereka cocok.
Tanpa saya sadari ada jama’ah yang usianya cukup tua mengambil tempat duduk tepat di samping saya. Setelah saya amati orang tersebut usianya cukup tua, orang-orang memanggil dengan sebutan “mbah teguh”. Yang membuat saya agak merasa risih adalah orang tersebut datang sambil memegang rokok yang masih dalam keadaan menyala di tangannya.
Setelah bersalaman tiba-tiba mbah teguh menghisap rokok yang ada di tangannya. Satu kali hisapan, dua dan tiga kali hisapan saya mencoba untuk menahan diri untuk tidak berkomentar meskipun asapnya cukup mengganggu pernapasan saya. Cukup lama saya menahan diri, akhirnya saya komentar juga. “Mbah merokoknya diteruskan nanti saja kalau sudah sampai di rumah, sekarang dimatikan dulu”. Bentak saya dengan nada yang agak keras. Tanpa membantah mbah teguh langsung mematikan rokoknya. Menyesal juga saya dalam hati berkata-kata agak kasar kepada orang yang lebih tua.
Setelah kejadian itu ada sesuatu yang aneh terjadi pada diri saya. Setiap kali mengikuti acara apapun baik itu pertemuan kelompok tani, walimahan, kenduri, jamaah rutin, pertemuan di desa selalu saya berdekatan dengan orang yang sedang merokok. Pernah suatu ketika di acara tasyakuran, saya mengambil posisi di dekat orang yang menurut saya tidak merokok. Tetapi tiba-tiba datang orang lain yang merokok mengambil tempat duduk di dekat saya.

Subhanalloh, mungkin ini peringatan Alloh bahwa kita tidak boleh berkata-kata kasar kepada orang lain, apalagi kepada orang yang lebih tua. Sejak saat itu, apapun yang terjadi di sekitar saya, saya tidak pernah berkomentar apa-apa. Dalam hati saya mohon ampun kepada Allah dan berdo’a untuk dijauhkan dari apa yang saya benci selama ini. Pelajaran yang bisa diperoleh dari kasus ini adalah : jangan terlalu membenci apa yang kita tidak suka, jangan terlalu senang dengan apa yang kita suka. Sangat mungkin apa yang kita suka akan semakin menjauh, apa yang kita benci akan semakin mendekat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar